Sobat JogjaJersey, bicara baju olahraga, tentu akan ada bermacam bahan yang akan muncul. Mulai dari bahan katun, wool, spandex berbahan polyester, nylon, bamboo fiber, goretex, hingga kombinasi dari bahan bahan tersebut. Penggunaan bermacam bahan tersebut sudah melalui berbagai macam riset dan penelitian yang dilakukan sejak tahun 60an hingga saat ini. Tujuannya tentu saja adalah kenyamanan para pelaku olahraga, dan juga efisiensi sehingga diharapkan berimbas kepada peningkatan performa dari para atlet atau penghobi olahraga. Mulai dari olahraga simple seperti lari hingga yang spesifik seperti sepeda balap, ski, atau berenang, penggunaan baju yang nyaman dan pas dengan olahraga yang ditekuni tentu akan menunjang peningkatan performa atlet. Bagi para penghobi atau para pemula, baju yang nyaman diharapkan akan membuat mereka lebih konsisten dalam melakukan olahraga.
Kali ini, kita akan membicarakan baju yang dipakai dalam olahraga yang umum di Indonesia yaitu Kaos Jersey, diantaranya adalah lari, futsal / sepakbola, dan badminton. Para penghobi olahraga yang umum dilakukan masyarakat Indonesia tersebut rata rata memakai jersey berbahan drifit. Bahan drifit sendiri memiliki banyak kelebihan kelebihan dibanding bahan katun atau bahan lainnya, sehingga umum dipakai masyarakat Indonesia. Apakah drifit dan bagaimana sejarahnya ? Akan kita bahas secara singkat sejarahnya.
Bicara baju olahraga, riset untuk baju olahraga sebenarnya sudah dimulai sejak awal mula olimpiade dipertandingkan, dimana saat itu pengembangan baju olahraga masih berkutat untuk memudahkan para atlet bergerak secara maksimal. Berkembang hingga sebelum tahun 80an, bahan yang digunakan umunya adalah katun, wool dan linen. Tahun 80an , bahan yang digunakan mulai bergeser ke spandex dan licra, yang secara umum memberi kemudahan lebih kepada para atlet untuk bergerak dan mengurangi kelembapan. Baru pada tahun 90an awal, Nike memperkenalkan teknologi dri FIT. Bahan dri FIT mempunyai kelebihan dalam hal lebih cepat kering dan sirkulasi udara yang lebih baik. Dri FIT memakai bahan polyester microfiber. Bahan microfiber dapat diolah menjadi benang yang bisa lebih tipis dari rambut manusia. Dengan teknologi tersebut, memungkinkan untuk melakukan rajutan ganda sehingga menyebabkan sirkulasi udara lebih maksimal, dan penyerapan keringat lebih maksimal sekaligus penguapan keringat yang lebih cepat.
Dri FIT sendiri sebenarnya adalah nama paten dari Nike, dimana brand lain juga membuat kain berbahan microfiber yang mirip dengan nama lain seperti climacool, vapour X, dan heatgear. Semua bahan tersebut memiliki karakteristik sama yaitu sirkulasi udara yang lebih maksimal dibanding katun, dan cepat kering. Perbedaan dengan dri FIT Nike biasanya adalah masalah komposisi bahan dan juga rajutannya. Saat ini patent untuk Dri FIT sudah kadaluarsa dan nama drifit sudah menjadi semacam nama generic untuk kain berbahan microfiber. Pabrikan memproduksi bahan drifit dengan berbagai macam motif dan ketebalan, namun secara umum, bahan tersebut memiliki kesamaan. Pabrikan juga menambahakan fitur lain seperti anti bakteri dan anti UV untuk melindungi pemakai dari bahaya sinar matahari.
Demikian sejarah singkat drifit yang saat ini masih menjadi pilihan terbaik untuk baju olahraga. Tidak menutup kemungkinan, akan ada bahan lain yang lebih nyaman, tapi saat ini masi dilakukan riset. Sobat JogjaJersey bisa berkonsultasi dengan team kami untuk menentukan bahan dan desain yang cocok untuk digunakan menjadi jersey atau baju olahraga.
Sumber :
https://www.quora.com/What-is-Dri-FIT-fabric
https://www.lawrencehuntfashion.com/blogs/news/the-rise-of-performance-shirts-in-sports
https://qwizz.ru/